Kamis, 02 Juni 2016

HADITS 2

Hadits Tentang Tergesa-Gesa, Penyakit Manusia


a.      Makna “tergesa-gesa”
            Tergesa-gesa dalam bahasa Arab adalah isti’jal, ‘ajalah, dan tasarru’. Yang keseluruhannya memiliki makna yang sama. Dan lawan kata dari isti’jal adalah anaah dan tatsabbut. Yang artinya adalah pelan-pelan, dan tidak terburu-buru.
            Ibnul Qayyim rahimahullah berkata dalam kitabnya Ar-Ruh bahwa tergesa-gesa adalah keinginan untuk mendapatkan sesuatu sebelum tiba waktunya yang disebabkan oleh besarnya keinginannya terhadap sesuatu tersebut, seperti halnya orang yang memanen buah sebelum datang waktu panennya.
b.      Bukti tentang tercelanya sifat tergesa-gesa
            Syariat Islam mencela sifat ini dan melarang pemeluknya untuk memiliki sifat tersebut, sebagaimana Islam juga mencela dan memperingatkan kaum muslimin dari sifat malas dan berlambat-lambat dalam sesuatu.
            Berikut ini, akan dijelaskan bagaimana Alquran, As-Sunnah, dan para ulama mencela dan memperingatkan akan sifat ini.
c.       Dalil Alquran
  1. Di dalam Alquran terdapat peringatan dari Allah Ta’ala kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam agar tidak terburu-buru dalam membaca Alquran. Yaitu yang terdapat dalam surat Al-Qiyamah ayat 16-19:
{ لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ (16) إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ (17) فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ (18) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ (19) }
Artinya: “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Alquran karena hendak cepat-cepat (menguasai)-nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah penjelasannya”.
            Pada waktu itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat bersemangat untuk menghafal ayat yang diturunkan melalui malaikat Jibril ‘alaihissalam kepadanya, sehingga beliau saling mendahului bacaannya Jibril ‘alaihissalam. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memperhatikan dan mendengarkan apa yang dibacakan Jibril kepadanya. Karena Allah ‘Azza wa Jalla telah menjanjikan kepadanya bahwa beliau akan dimudahkan dalam menghafal dan mengamalkannya. Dan Allah ‘Azza wa Jalla berjanji memberikan penjelasan terhadap apa yang dibacakan Jibril untuknya tersebut.

A.   Mengadu Domba ( Namimah )


a.       Pengertian Mengadu Domba
            Namimah adalah suatu perilaku mengadu domba atau menyebar fitnah antara seseorang dengan orang lain dengan tujuan agar agar saling bermusuhan/tidak suka. Definisi menurut Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarfin Nawawi dalam kitab Riyadul Salihin adalah :
Namimah adalah merekayasa omongan untuk menghancurkan manusia                   
Perilaku namimah merupakan suatu dosa karena dapat menyebabkan suatu perpecahan atau permusuhan kedua belah pihak, lebih lanjut lagi akan dapat menyebabkan kontak fisik seperti berkelahi, tawuran dll yang tentunya dapat menyebabkan terjadinya kematian yang tidak diinginkan. Untuk itu kita harus berusaha untuk menjauhi perilaku namimah. Kemudian agar kita tidak di adu domba, maka kita harus menjadi pribadi yang lebih hati-hati, tidak mudah percaya kepada perkataan orang lain, harus diselidiki dan dibuktikan terlebih dahulu, dll.
            Mengadukan ucapan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak adalah salah satu faktor yang menyebabkan terputusnya ikatan dan yang menyulut api kebencian serta permusuhan antar sesama manusia.Allah mencela pelaku perbuatan tersebut dalam firmanNya, Artinya: “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah.” (Al-Qalam: 10-11).
Dalam sebuah hadits marfu’ yang diriwayatkan Hudzaifah, disebutkan,
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَتَّاتٌ.
Artinya: “Tidak akan masuk Surga al-qattat (tukang adu domba).”( Hadits riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Bari, 10/472. Dalam An-Nihayah karya Ibnu Atsir, 4/11 disebutkan:” …Al-Qattat adalah orang yang menguping (mencuri dengar pembicaraan), tanpa sepengetahuan mereka, lalu ia membawa pembicaraan tersebut kepada yang lain dengan tujuan mengadu domba.)
Ibnu Abbas meriwayatkan,                
مَرَّ النَّبِيُّ بِحَائِطٍ مِنْ حِيْطَانِ الْمَدِيْنَةِ فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَانَيْنِ يُعَذَّبَانِ فِيْ قُبُوْرِهِمَا فَقَالَ النَّبِيُّ : يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِيْ كَبِيْرٍ -ثُمَّ قَالَ- بَلَى [وَفِيْ رِوَايَةٍ: وَإِنَّهُ لَكَبِيْرٌ] كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، وَكَانَ اْلآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيْمَةِ.
Artinya: “(Suatu hari) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati sebuah kebun di antara kebun-kebun di Madinah. Tiba-tiba beliau mendengar dua orang sedang disiksa di dalam kuburnya, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Keduanya disiksa, padahal tidak karena masalah yang besar (dalam anggapan keduanya) -lalu bersabda- benar (dalam sebuah riwayat disebutkan, “Padahal sesungguhnya ia adalah persoalan besar.”). Salah seorang di antaranya tidak meletakkan sesuatu untuk melindungi diri dari percikan kencingnya dan seorang lagi (karena) suka mengadu domba.”( Hadits riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Bari, 1/317.)
            Di antara bentuk namimah yang paling buruk adalah hasutan yang dilakukan seorang lelaki tentang istrinya atau sebaliknya, dengan maksud untuk merusak hubungan suami istri tersebut. Demikian juga adu domba yang dilakukan sebagian karyawan kepada teman karyawannya yang lain. Misalnya dengan mengadukan ucapan-ucapan kawan tersebut kepada direktur atau atasan dengan tujuan untuk memfitnah dan merugikan karyawan tersebut. Semua hal ini hukumnya haram.
b.      Contoh perilaku naminah
Berikut ini adalah contoh perilaku namimah :
1.      Mempunyai maksud yang tidak baik terhadap orang lain yang sedang diadu
  1. Suka menjadi provokator
  2. Suka membicarakan orang lain dan menfitnah
  3. Menjadi orang munafik atau bermuka dua
  4. Menfitnah orang lain dan berbohong kepada orang lain agar terjadi permusuhan di antara keduanya
c.       Bahaya periaku namimah
Namimah atau mengadu domba mempunyai bahayanya, diantaranya sebagai berikut :
  1. Dapat menyebabkan permusuhan dan kebencian
  2. Dapat memutuskan tali persaudaraan
  3. Jika yang di adu domba adalah suatu kelompok tertentu, maka dapat menyebabkan suatu pertempuran/perkelahian/tawuran antar kelompok yang dapat menyebabkan kerugian baik kehilangan nyawa atau sarana dan prasarana publik yang rusak akibat terjadinya kerusakan
  4. Mendapatkan dosa apabila disertai dengan fitnah dan kebohongan. 
  5. Ditinggalkan teman apabila kedua belah pihak yang di adu domba sudah mengetahui bahwa mereka telah di adu domba
d.     Cara menghindari perilaku namimah
  • Menyadari bahwa perilaku namimah merupakan suatu perbuatan dosa yang harus kita jauhi.
  • Menyadari bahwa perilaku namimah memiliki bahaya yang sangat serius
  • Menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan berbuat namimah
  • Bersilaturahmi dengan baik
  • Selalu berusaha untuk menjaga diri dari perbuatan dari fitnah dan dusta
  • Meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah swt 
                              
Daftar Pustaka  :

Ø  https://almanhaj.or.id/3673-tergesa-gesa-penyakit-manusia.html
Ø  https://www.google.com/search?q=gambar+untuk+hadits+Tergesa-Gesa,+Penyakit+Manusia&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=sb&biw=1195&bih=645&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiK3ZXptYPNAhUFLo8KHRIECtIQ_AUIBigB
Ø  https://muslim.or.id/19194-akhlak-tercela-tergesa-gesa.html
Ø  https://www.google.com/search?q=gambar+untuk+hadits+Tergesa-Gesa,+Penyakit+Manusia&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=sb&biw=1195&bih=645&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiK3ZXptYPNAhUFLo8KHRIECtIQ_AUIBigB#channel=sb&tbm=isch&q=gambar+Mengadu+Domba
Ø  http://www.kitapunya.net/2015/08/pengertian-dan-contoh-namimah-mengadu-domba.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar