. Islam Agama Yang Mulia
a. Pengertian Agama
Agama Islam sudah sempurna, tidak boleh ditambah dan
dikurangi. Kewajiban umat Islam adalah ittiba’.
Allah
Azza wa Jalla berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ
عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Artinya: “… Pada hari ini telah Aku sempurnakan
untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku
ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3].
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah (wafat th. 774
H) menjelaskan, “Ini merupakan nikmat Allah Azza wa Jalla terbesar yang
diberikan kepada umat ini, tatkala Allah menyempurnakan agama mereka. Sehingga,
mereka tidak memerlukan agama lain dan tidak pula Nabi lain selain Nabi mereka,
yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah Azza
wa Jalla menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada
seluruh manusia dan jin. Sehingga, tidak ada yang halal kecuali yang beliau
halalkan, tidak ada yang haram kecuali yang diharamkannya, dan tidak ada agama
kecuali yang disyari’atkannya. Semua yang dikabarkannya adalah haq, benar, dan
tidak ada kebohongan, serta tidak ada pertentangan sama sekali.
Sebagaimana firman Allah Azza wa
Jalla :
Artinya:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada
berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.
Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat
cepat hisab-Nya”.( ALI IMRAN : 19)
Sesungguhnya
agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Pernyataan ini merupakan berita dari Allah bahwa
tidak ada agama yang diterima disisi-Nya dari seorangpun kecuali agama Islam.
Yaitu mengikuti ajaran yang dibawa oleh para Rasul dari masa ke masa hingga rasul
terakhir yaitu Nabi Muhammad saw. Allah menutup seluruh jalan untuk mendapatkan
ridhonya kecuali jalan yang ditempuh oleh nabi Muhammad saw. Barangsiapa
menemui Allah atau mati setelah diutusnya Nabi Muhammad dalam keadaan memeluk
agama yang tidak sejalan dengan syariát-Nya maka ia tidak akan pernah diterima.
Sebagaimana Firman Allah
“
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) dari padanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang
rugi”. ( QS. Ali
Imran : 85 )
Melalui ayat
ini, Allah memberikan batasan bahwa agama yang diterima disisi-Nya hanyalah
Islam.
Selanjutnya
Allah mengabarkan bahwa orang-orang yang dibeikan alkitab sebelumnya, mereka
berselisih setelah tegak hujah bagi mereka dengan diutusnya para Rasul dan
diturunkan kitab suci kepada mereka.
Selanjutnya
Dalam firman-Nya
Tiada berselisih orang-orang
yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan
kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Maksudnya, sebagian mereka merasa dengki kepada sebagian yang
lain, mereka saling membenci dan saling membelakangi sehingga mereka
berselisih dalam hal kebenaran. Karena kebencian dan perselisihan tersebut
mereka menentang ucapan dan perbuatan lawannya walaupun itu benar.
Sebagaimana dalam firman-Nya, ( Barang
siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah ), yaitu mengingkari apa yang diturunkan Allah
dalam kitab-Nya. ( Maka
sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya
). Maksudnya, Allah
akan memberikan balasan atas perbuatan tersebut dan menghisabnya atas
kedustaan yang telah diperbuatnya serta menyiksanya karena ia menyelisihi
Kitab-Nya
Daftar Isi :