Jumat, 03 Juni 2016

al-quran Isla agama yang mulia



.   Islam Agama Yang Mulia


a.     Pengertian Agama
Agama Islam sudah sempurna, tidak boleh ditambah dan dikurangi. Kewajiban umat Islam adalah ittiba’.
                        Allah Azza wa Jalla berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Artinya: “… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3].
            Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah (wafat th. 774 H) menjelaskan, “Ini merupakan nikmat Allah Azza wa Jalla terbesar yang diberikan kepada umat ini, tatkala Allah menyempurnakan agama mereka. Sehingga, mereka tidak memerlukan agama lain dan tidak pula Nabi lain selain Nabi mereka, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada seluruh manusia dan jin. Sehingga, tidak ada yang halal kecuali yang beliau halalkan, tidak ada yang haram kecuali yang diharamkannya, dan tidak ada agama kecuali yang disyari’atkannya. Semua yang dikabarkannya adalah haq, benar, dan tidak ada kebohongan, serta tidak ada pertentangan sama sekali.
            Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”.( ALI IMRAN :  19)
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Pernyataan ini merupakan berita dari Allah bahwa tidak ada agama yang diterima disisi-Nya dari seorangpun kecuali agama Islam. Yaitu mengikuti ajaran yang dibawa oleh para Rasul dari masa ke masa hingga rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad saw. Allah menutup seluruh jalan untuk mendapatkan ridhonya kecuali jalan yang ditempuh oleh nabi Muhammad saw. Barangsiapa menemui Allah atau mati setelah diutusnya Nabi Muhammad dalam keadaan memeluk agama yang tidak sejalan dengan syariát-Nya maka ia tidak akan pernah diterima. Sebagaimana Firman Allah
“ Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi”. ( QS. Ali Imran : 85 )
Melalui ayat ini, Allah memberikan batasan bahwa agama yang diterima disisi-Nya hanyalah Islam.
Selanjutnya Allah mengabarkan bahwa orang-orang yang dibeikan alkitab sebelumnya, mereka berselisih setelah tegak hujah bagi mereka dengan diutusnya para Rasul dan diturunkan kitab suci kepada mereka.
Selanjutnya Dalam firman-Nya
Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Maksudnya, sebagian mereka merasa dengki kepada sebagian yang lain, mereka saling membenci dan saling membelakangi sehingga mereka berselisih dalam hal kebenaran. Karena kebencian dan perselisihan tersebut mereka menentang ucapan dan perbuatan lawannya walaupun itu benar. Sebagaimana dalam firman-Nya, ( Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah ),  yaitu mengingkari apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya. ( Maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya ). Maksudnya, Allah akan memberikan balasan atas perbuatan tersebut dan menghisabnya atas kedustaan yang telah diperbuatnya serta menyiksanya karena ia menyelisihi Kitab-Nya

Daftar Isi :